Selasa, 12 Februari 2013

MAKALAH PROFESI KEPENDIDIKAN


BAB I : PENDAHULUAN
A.      LATAR BELAKANG
Pembinaan keterampilan guru merupakan persoalan kompleks yang akhir-akhir ini tidak pernah henti-hentinya di diskusikan, terutama dalam kaitannya dengan sertifikasi guru. Diantara program-program pembinaan keterampilan secara terstruktur yang dapat mendorong terjadinya peningkatan keterampilan guru adalah model pembelajaran pre-service, in-service dan teacher traening program.

Semakin banyak model pembelajaran yang diamati melalui program terstruktur ini semakin baik pula para guru memahami potensi yang terkandung dalam berbagai model

pembelajaran beserta implementasinya didalam kelas.

B.      IDENTIFIKASI MASALAH
-          Apa saja jenis-jenis keterampilan pembinaan ?
-          Apa yang di maksud dengan keterampilan pembinaan ?




















BAB II : PEMBAHASAN MASALAH
KETERAMPILAN PEMBINAAN
                Keterampilan atau skill dapat dikategorikan sebagai sekumpulan pengetahuan dan kemampuan yang harus dikuasai. Ia dapat dipelajari, dideskripsikan dan divertifikasi (Drs. Ali Imron M.Pd, 1995). Dengan demikian keterampilan pembinaan adalah sekumpulan pengetahuan dan kemampuan yang harus dikuasai dan dimiliki oleh mereka yang akan terjun dalam berbagai bidang pekerjaan.

A.        Jenis-Jenis Keterampilan Pembinaan
         Keterampilan pembinaan dapat dibagi atas tiga bagian yakni : keterampilan teknis (technical skilis), keterampilan manajarial (manajarial skills), keterampilan manusiawi (human skills) (Drs. Ali Imron M.Pd, 1995). Ketiga keterampilan tersebut ia konstribusikan sebagai berikut : keterampilan teknis 50%, keterampilan manajarial 20%, dan keterampilan manusiawi 30%. Keterampilan ia maksudkan sebagai keterampilan untuk menggunakan metode-metode dan teknik-teknik pembinaan yang meliputi kriteria penyeleksian pendayagunaan, sistem kunjungan, supervisi, perumusan tujuan secara jelas, aplikasi hasil penelitian, pengembangan evaluasi dan mendemostrasikan keterampilan. Keterampilan teknis dibutuhkan oleh pembina dalam kaitannya dengan pelaksanaan fungsi-fungsi dan tugas-tugas yang berkaitan dengan fungsi pembinaan manajarial. Keterampilan manajarial adalah keterampilan dalam pembuatan keputusan pembinaan dalam hubungannya dengan elemen-elemen institusioanal dimana seorang pembina bekerja seperti : pengenalan ciri-ciri masyarakat, menguasai kebutuhan yang diperlukan, menetapkan prioritas, mengenalisis lingkungan pekerjaan,menerapkan sistem perencanaan, supervisi, pengaturan waktu, alokasi sumber, mengurangi ketegangan-ketegangan dalam kegiatan keterampilan  manusiawi adalah keterampilan untuk melakukankerjasama dengan mitra kerja secara efektif dan efisien. Keterampilan manusiawi berkaitan erat dengan tugas pembina dalam kaitan dengan kemampuan mempengaruhi orang lain, kemampuan motivasi, kemampuan membentuk timkerja dan kemampuan untuk meyakinkan orang lainagar menerima perubahaan. Secara khusus, kemampuan manusiawi meliputi : kemampuan untuk melihat perbedaan individu, pengenalan dan kekuatan dalam kelemahan seseorang, klasifikasi nilai-nilai mengenali persepsi menentukan tujuan yang hendak di capai mengaktifkan diskusi kelompok, mendengarkan/memahami orang lain,menggalakkan dan menjadikan diri dalam pigur sikap dan perilaku.

         Ketiga keterampilan tersebut di atas dimaksudkan agar pembina dapat melaksanakan tugasnya secara spesifik, sedangkan keterampilan manajerial dirancang dengan maksud agar seorang pembina dapat melaksanakan tugas pembinaan, mengacu pada fungsi manajarial seperti planning, stoffing, organizing, controling, desecion making.

         Sementara keterampilan manusiawi di upayakan agar pembina dalam melaksanakan tugas pembinaan mengutamakan hubungan insani yang di cirikan dengan sifat-sifat empati, kesadaran diri, penerimaan atau perbedaan individual dan berorientasi terhadap kesejawatan.
        
         Selanjutnya beliu menyatakan bahwa ada tiga jenis yang harus dimiliki  oleh pembina yaitu : keterampilan teknis diasumsikan sebagai kemampuan metode dan teknis untuk menggunakan pengetahuan, dalam mengasosiasikan, mengarahkan dan menganalisis interaksi sehingga media yang digunakan dapat membantu kelancaran tugas-tugas pekerjaan, meningkatkan dan mengefektifkan pelaksanaan kegiatan, pengembangan narasi deskrifsi kegian, menyusun laporan dan kriteria penilaian.

         Keterampilan manusiawi berkenaan dengan kemampuan untuk menggalakkan kerjasama, sehingga tercipta saling pengertian yang menguntungkan. Untuk itu diperlukan pemahaman atas

         kepemimpinan orang lain, hubungan interaksi sosial ( helping relationship ), motivasi, sikap dan tingkah laku dan dinamika.

         Kemampuan konseptual adalah kemampuan seseorang untuk memandang proses pembinaan secara holistik, termasuk keefektifan pemetaan interdependensi, strategi evaluasi dan strategi mengajar. Penyusunan kurikulum, dan aspirasi program pengembangan staf.

B.        Keterampilan Pembinaan
         Keterampilan teknis merupakan yang paling banyak memberikan kontribusi terhadap kesuksesan pembinaan dari pada keterampilan lainnya. Keterampilan teknis lazim dikenal dengan teknik-teknik pembinaan. Dari sekian banyak teknik yang dikemukakan oleh pakar dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yakni : Teknik yang bersifat individual dan teknik yang bersifat kelompok ( Neagly, 1980 ). Dalam buku pedoman pembinaan tenaga pengajar yang dikeluarkan oleh Depdikbud ( 1986 ) teknik pembinaan itu meliputi kunjungan kelas, pertemuan pribadi, rapat dewan pengajar, kunjungan antar kelas, kunjungan sekolah, penerbitan buletin.

         Mark ( 1985 ) mengemukakan bahwa : kunjungan kelas yang dilakukan oleh kepala sekolah dimaksudkan untuk :
1.         Memfokuskan seluruh perhatian pada semua elemen dan situasi belajar mengajar.
2.         Membantu memajukan proses belajar mengajar.
3.         Membantu tenaga pengajar untuk dapat mengevaluasi diri sendiri.
4.         Berdialog dengan tenaga pengajar mengenai problem-problem yang dihadapinya dalam proses belajar mengajar.

         Sedangkan Tahelele, 1979 menyatakan bahwa : kunjungan kelas yang dapat dikategorikan baik adalah :
1.         Memiliki tujuan yang jelas.
2.         Mengungkapkan aspek-aspek yang dapat digunakan untuk memperbaiki tenaga pengajar.
3.         Memakai lembaran observasi.
4.         Terjadi interaksi antara pihak pembina dan pihak yang dibina sehingga menimbulkan sikap saling pengertian.


5.         Tidak mengganggu proses belajar mengajar.
6.         Ada tindak lanjutnya.

         Drs. Ali Imron, M. Pd, 1995 : 9 menyatakan kunjungan kelas mencapai hasil sebagaimana yang dikehendaki maka seorang pembina haruslah berkemampuan untuk membuat perencanan dan prosedur lainnya, merumuskan prosedur kunjungan, menyusun format observasi, berunding dan bekerjasama dengan guru, mengamati mengajar guru dengan menggunakan format observasi. Menyimpulkan hasil kunjungan dan dapat mengkonfirmasikan kunjungan kelas untuk keperluan langkah tindak lanjut.

         Kunjungan kelas merupakan teknik pembinaan oleh kepala sekolah, pengawas dan pembina lainnya dalam rangka mengamati pelaksanaan proses belajar mengajar sehingga memperolah data informasi yang diperlukan dalam rangka pembinaan guru ( Drs. Ibrahim Bafadai, M. Pd, 1992 : 45 ). Tujuan kunjungan ini semata-mata untuk membantu mengatasi kesulitan-kesulitan atau masalah-masalah yang terjadi di dalam kelas. Melalui kunjungan ini tenaga pengajar dapat dibantu agar dapat memahami, melihat, menganalisis dan mencari alternatif pemecahan masalah, dengan demikian hasil kunjungan ini dapat dibicarakan dengan tenaga pengajar secara pribadi.

         Pertemuan pribadi merupakan pertemuan percakapan, dialog atau tukar pikiran ( sharing ) antara atasan dan bawahan mengenal upaya peningkatan kemampuan profesional. Pertemuan ini dapat dilakukan secara formal dan secara informal.


         Adam dan Dickey, 1959 menyebut pertemuan pribadi dengan istilah individual confrence ( pertemuan individual ).

         Swearigen ( 1961 ) mengklarifikasikan jenis percakapan individual ini menjadi empat macam antara lain :
a.         Classroom confrence ( percakapan individual ) yang dilaksanakan didalam kelas ketika murid-murid sedang meninggalkan kelas ( istirahat ).
b.         Casual confrence ( percakapan individual ) yang bersifat informal yang dilaksanakan secara kebutuhan bertemu dengan guru.
c.          Observation visitation ( percakapan individual ) yang dilaksanakan setelah supervisor melakukan kunjungan kelas atau observasi kelas.

         Dalam percakapan individual ini supervisorharus berusaha mengembangkan segi-segi positif memotivasi bawahan untuk mengatasi kesulitannya dan memberikan pengarahan tentang hal-hal yang masih meragukan sehingga terjadi kesepakan konsep tentang situasi belajar mengajar yang dihadapi.



BAB III : PENUTUP
A.      KESIMPULAN
Keterampilan pembinaan adalah sekumpulan pengetahuan dan kemampuan yang harus dikuasai dan dimiliki oleh mereka yang akan terjun dalam berbagai bidang pekerjaan.

B.      SARAN-SARAN
Dari pemaparan diatas, kita ketahui bahwa keterampilan pembinaan guru sangatlah penting karena guru merupakan kunci keberhasilan sebuah lembaga pendidikan. Baik buruknya prilaku dan cara mengajar guru akan sangat mempengaruhi citra lembaga pendidikan. Oleh karena itu, perlu diadakan pembinaan keterampilan guru.







































DAFTAR FUSAKA
Ali Imbron, Pembinaan Guru di Indonesia, 1995. Pustaka Jaya
Bertahan dari Hempasan Badai PHK, 2001, Majalah Edisi Khusus Ramadham/TH.V Minggu ke 2
Hasibuan JL, Noedjono, 1993, Proses Belajar Mengajar, Penerbit ; PT Remaja Rosdakarya. Bandung
Ibrahim Bafadai, 1992, Supervisi Pengajaran, Bumi Aksara
Judo Poerwowidagdo, Mei 1999, Duta Wacana University Press, Pemberdayaan untuk Rekonsiliasi, Perpustakaan Katalog dalam terbitan ( KDT )
Kontrak Kerja Antara yang tersurat dan tersirat, Desember 2001 Cosmopolitika 281, Majalah Edisi Khusus Ramadhan/TH.V Minggu ke-2
Moh. Uzer Usman, Bandung 1989, Menjadi Guru Profesional, Penerbit ; PT Remaja Rosdakarya
Norman N.Goble, Perubahan Peranan Guru, 1995, Penerbit ; Bumi Aksara
Rostiyah NK. Masalah-masalah Ilmu Keguruan, 1982, Penerbit ; PT Bina Aksara, Jakarta
Sudarwen Dani, Media Komunikasi Pendidikan, Penerbit ; Bumi Aksara
Soetjipto, Raflis Kosasi, 1994, Profesi Keguruan, Proyek Pembinaan dan Pengangkatan Mutu Tenaga Kependidikan, Direktoris Jenderal Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan
Tim Didakti Metodik, 1976, Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBN, Penerbit ; CV Rajawali, Jakarta
http://superiandriyan.blogspot.com/2013/02/makalah-profesi-kependidikan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar