MAKALAH PENERAPAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR DALAM PROSES KBM
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Indonesia terdiri dari berbagai suku yang tinggal dibeberapa pulau. Negara Indonesia memiliki bahasa persatuan yaitu Bahasa
Indonesia. Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan sangat penting
kedudukannya dalam kehidupan masyarakat.
Sebagai bahasa negara,(1) bahasa Indonesia mempunyai berbagai
fungsi, yaitu sebagai bahasa resmi negara, bahasa pengantar di lembaga-lembaga
pendidikan, alat perhubungan pada tingkat nasional bagi kepentingan menjalankan
roda pemerintahan dan pembangunan, dan alat pengembangan kebudayaan dan
pemanfaatan ilmu pengetahuan, seni, serta teknologi modern. Fungsi-fungsi ini
tentu saja harus dijalankan secara tepat dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Penggunaan bahasa Indonesia dewasa ini telah mengalami
penurunan, dalam arti masyarakat sekarang ini lebih sering menggunakan bahasa
asing atau bahasa popular dalam kehidupannya, tidak hanya di kehidupan
masyarakat, dalam dunia pendidikan pun bahasa Indonesia sudah yang baik dan
benar sudah sedikit mengalami penurunan.
Dari paparan di atas, tentu sangat jelas diperlukan
pembudidayaan bahasa Indonesia dalam pendidikan. Pendidikan merupakan salah
satu alternatif terbaik untuk membudidayakan bahasa Indonesia agar menjadi
bahasa yang benar-benar di -gunakan sesuai peraturan dan sesuai fungsinya.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang yang telah dikemukakan oleh
penulis pada bagian sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa rumusan masalah
yakni sebagai berikut:
1. Bagaimana menerapkan keterampilan berbahasa Indonesia
pada siswa
2. Apa sajakah hambatan-hambatan yang dapat ditemui dalam
penerapan bahasa Indonesia pada KBM
3. Apa sajakah upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan
penggunaan berbahasa Indonesia yang baik dan benar
C. Tujuan Penulisan
1. untuk mengetahui cara dalam menerapkan keterampilan
berbahasa Indonesia pada siswa
2. untuk mengetahui hambatan-hanbatan dalam penerapan bahasa
Indonesia pada KBM
3. untuk menegetahui upaya yang dapat dilakukan dalam
meningkatkan penggunaan berbahasa Indonesia yang baik dan benar
BAB II
PEMBAHASAN ISI
A. Keterampilan Berbicara Bahasa Indonesia di Sekolah
Berbicara merupakan salah satu alat komunikasi yang paling
efektif. Hal ini mendorong orang untuk belajar berbicara dan membuktikan bahwa
berbicara akan lebih efektif dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi yang
lain. Maka bagi siswa bicara tidak sekedar merupakan prestasi akan tetapi juga
berfungsi untuk mencapai tujuannya.(2) Sehingga dalam pembelajaran bahasa
Indonesia keterampilan berbicara merupakan kompetensi yang harus diujikan
sesuai jenjang kelasnya. Keterampilan berbicara bahasa Indonesia di sekolah
dasar ini hanya terwujud pada proses kegiatan belajar mengajar di kelas saja.
Dalam kompetensi umum mata pelajaran bahasa Indonesia SD aspek berbicara
mengungkapkan indikator-indikator yang berhubungan dengan mengungkapkan gagasan
dan perasaan, menyampaikan sambutan, berpidato, berdialog, menyampaikan pesan,
bertukar pengalaman, menjelaskan, mendiskripsikan, bermain peran, dan
percakapan yang hanya dilakukan dalam pembelajaran saja.
Keterampilan berbicara bahasa Indonesia yang berhubungan
dengan keseharian tidak pernah diukur dan dinilai. Para siswa dibiarkan
berbicara menggunakan bahasa daerahnya masing-masing, padahal bahasa resmi yang
digunakan pada pendidikan adalah bahasa Indonesia.
Sungguh ironis bila hal ini dibiarkan berlarut-larut pada
setiap lembaga pendidikan. Kadang lembaga pendidikan lebih merasa bangga bila
dapat mengembangkan bahasa asing lebih maju daripada mengembangkan bahasa
Indonesia, seperti kata pepatah “kacang lupa kulitnya.“ Ini adalah bukti
konkret pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah belum bisa mempraktikkan dalam
kesehariannya. Ketika digunakan dalam percakapan sering sekali dijumpai
berbicara dengan bahasa dialeknya. Oleh karena itu, perlu adanya upaya bagi
para guru untuk menentukan kebijakan supaya pembelajaran bahasa Indonesia tidak
hanya di kelas tetapi juga di luar kelas.
Bila keterampilan berbicara bahasa Indonesia dapat
diterapkan dalam sehari-hari oleh seluruh anggota sekolah maka akan menumbuhkan
rasa cinta tanah air dan menumbuhkan semangat nasionalisme. Sehingga dapat
mempersatukan berbagai macam asal siswa, hal ini sesuai dengan fungsi khusus
bahasa Indonesia yaitu sebagai alat pemersatu berbagai suku yang memiliki latar
belakang budaya dan bahasa yang berbeda-beda(Yusi Rosdiana,2008)
B. Hambatan Berbicara Bahasa Indonesia dalam Keseharian di
Sekolah
Usaha untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa
Indonesia di sekolah akan ditemui hambatan yang datang dari lingkungan sekolah
itu sendiri, antara lain :
1. Adanya pandangan guru bahwa berbicara bahasa Indonesia
dalam keseharian di sekolah itu tidak lazim.
Hal ini tercermin ketika dalam pergaulan sehari-hari mereka
enggan berbicara bahasa Indonesia bahkan dengan lugasnya berbicara seenaknya.
Mereka lupa bahwa penggunaan bahasa Indonesia dipakai pada bahasa resmi lembaga
pemerintah dan pendidikan. Hal ini juga terjadi di sekolah-sekolah dari jenjang
SD-SMA, mereka para guru tetap menggunakan bahasa daerahnya. Jarang sekali
mereka berbicara menggunakan bahasa Indonesia ketika berbicara dengan teman
guru atau bahkan dengan para siswanya.
2. Belum adanya penilaian bagi siswa yang berbicara bahasa
Indonesia.
Keadaan yang demikian menimbulkan sikap apatis pada diri
siswa karena merasa tidak ada gunanya baik yang berbicara bahasa Indonesia
maupun yang tidak. Belum adanya pengawasan dan penilaian dari guru dalam
pelaksanaan berbicara bahasa Indonesia di luar kelas mengakibatkan siswa acuh
dalam mempraktikkannya.(3) Sehingga perlu adanya model penilaian yang nyata dalam
percakapan sehari-hari.
3. Tidak adanya program berbahasa Indonesia dari lembaga
pendidikan.
Untuk sementara ini pada setiap lembaga pendidikan belum ada
yang mempunyai inisiatif memberlakukan bahasa Indonesia sebagai bahasa
sehari-hari. Entah karena gengsi atau merasa bahasa Indonesia tidak
terkenal.Padahal dikatakan oleh Profesor Yang Seung- Yoon, Ph.D dari Hankuk
University of Foreign Stidiudies, Seoul, Korea, berpandangan bahwa bahasa
Indonesia berpotensi menjadi bahasa internasional, setidaknya di Asia (M.
Doyin, 2006). Pandangan tersebut memperlihatkan kepada kita bahwa kedudukan
bahasa Indonesia di mata negara lain memiliki potensi untuk berkembang. Oleh
karena itu, kebanggaan terhadap bahasa Indonesia harus kita pupuk sedini
mungkin sebagai wujud penghargaan kita terhadapnya, sehingga ke depan kita
dapat berharap bahasa Indonesia menjadi besar.
C. Peranan Bahasa Indonesia dalam setiap Kegiatan
Pembelajaran
Bahasa pengantar wajib sekolah-sekolah di Indonesia yaitu
bahasa Indonesia, sehingga bahasa Indonesia akan selamanya berperan dalam
setiap kegiatan pembelajaran, apapun materi yang dipelajarinya baik tentang
ilmu alam ataupun ilmu sosial. Buku-bukunya pun dominan ditulis dalam bahasa
Indonesia dan sangat jarang ditemukan buku sekolah yang ditulis dalam bahasa
asing kecuali buku-buku yang diajarkan dalam kegiatan perkuliahan. Mayoritas
buku-buku pelajaran yang beredar di Indonesia menggunakan bahasa Indonesia
sehingga wajar jika dikatakan bahwa bahasa Indonsialah yang berperan utama.
Dalam kegiatan pembelajaran di Indonesia bahasa Indonesia
merupakan pedang yang sangat diperlukan. Bahasa Indonesia dalam penerapannya
memiliki keutamaan-keutamaan sebagai berikut:
1. Bahasa Nasional, sehingga pelajar yang berasal dari luar
daerah pun tetap akan bisa mengikuti kegiatan pembelajaran di daerah lain yang
berbeda bahasa, karena bahasa Indonesia yang memadukan semuanya.
2. Bahasa Indonesia lebih relatfif mudah dimengerti oleh
siapa pun. Beda dengan bahasa daerah biasanya dalam mempelajarainya cukup
susah.
3. Bahasa Indonesia telah tersebar diberbagai media baik itu
dimedia cetak atupun elektronik sehingga semua masyarakat Indonesia akan dengan
mudah memahami bahasa Indonesia.
D. Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa
Indonesia di Sekolah
Untuk mewujudkan keterampilan berbicara bahasa Indonesia
dapat diterapkan dalam percakapan sehari-hari, maka upaya untuk meningkatkan
keterampilan berbicara bahasa Indonesia di sekolah, dapat dilaksanakan program
sebagai berikut :
1. Guru menjadi model yang baik untuk dicontoh oleh siswa
Redja Mudyahardjo(Ishak Abdulhak:2008) mengelompokkan jenis
kemampuan pokok yang ideal dikuasai guru prefesional, diantaranya adalah
kemampuan membantu siswa belajar efisien dan efektif agar mencapai tujuan
optimal. Siswa sangat membutuhkan suatu model guru yang dalam berbicara
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Guru hendaknya memberikan contoh
konkret dengan keteladanan dalam berbahasa. Agar siswa dapat menirukan dan
melafalkan kata atau kalimat dengan tepat sesuai kaidah yang berlaku.
Dalam melaksanakan upaya di atas, maka dalam kegiatan
sehari-hari di sekolah dalam berbicara menggunakan bahasa Indonesia. Mereka
berbicara bahasa Indonesia dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, ruang
guru, atau di luar kelas. Para guru pada saat berkomunikasi selama di sekolah
selalu berbicara bahasa Indonesia, adanya kebiasaan guru yang demikian cukup
membantu siswa dalam belajar keterampilan berbicara bahasa Indonesia sehingga
guru oleh siswa dijadikan contoh dalam berbicara.
2. Menerapkan pembelajaran dengan pendekatan Modeling The
Way
Pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia pada keterampilan
berbicara bahasa Indonesia perlu menerapkan pendekatan Modeling The Way
(membuat contoh praktik). Strategi ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mempraktikkan keterampilan berbicara bahasa Indonesia melalui demonstrasi, dari
hasil demonstrasi ini kemudian diterapkan dalam keseharian di sekolah, yaitu
siswa dibagi dalam beberapa kelompok kecil, identifikasi beberapa situasi umum
yang biasa siswa lakukan di ruang kelas dan luar kelas dalam berbicara bahasa
Indonesia yang baik dan benar, kemudian siswa mendemonstrasikan satu persatu
dalam berbicara bahasa Indonesia. Modeling The Way memberi waktu siswa untuk
menciptakan skenario sendiri dan menentukan bagaimana mengilustrasikan
keterampilan berbicara sesuai kelompoknya. Kemudian siswa diberi kesempatan
untuk memberikan feedback pada setiap demonstrasi yang dilakukan.
Dengan pendekatan Modeling The Way dalam pembelajaran bahasa
Indonesia, keterampilan berbicara siswa dapat meningkat dan keberanian siswa
dalam berbicara semakin berani dan tidak takut salah, dari kegiatan tersebut
diperoleh contoh data di SDN Tegalwangi 01 sebagai berikut : pembelajaran awal
sebelum menggunakan pendekatan Modeling The Way dari 45 siswa kelas VI hanya 16
siswa yang sudah aktif berbicara bahasa Indonesia dengan prosentase 36 %
sedangkan 29 siswa masih pasif dalam berbicara dengan prosentase 64 %. Setelah
dalam pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan pendekatan Modeling The Way
maka diperoleh data sebagai berikut : siswa yang aktif berbicara menjadi 41
siswa atau 91 % sedangkan 4 siswa atau 9 % dilakukan pembinaan individual.
Dengan demikian pembelajaran dengan pendekatan Modeling The Way pada
keterampilan berbicara bahasa Indonesia pada siswa tepat karena dapat
meningkatkan kemampuan keterampilan berbicara bahasa Indonesia.
3. Adanya penilaian keterampilan berbicara bahasa Indonesia
Walaupun pelaksanaannya di luar kegiatan belajar mengajar
tetapi guru harus mengadakan penilaian keterampilan berbicara pada
kesehariannya. Penilaian ini akan menjadi motivasi bagi siswa untuk berusaha
mempraktikkannya baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Dengan demikian
siswa termotivasi untuk melakukan perbuatan yang sama bahkan berusaha
meningkatkannya.
Penilaian praktik di luar kelas dengan cara siswa dibagi
dalam kelompok-kelompok kecil sesuai pada pendekatan Modeling The Way. Pada
kelompok-kelompok tersebut setiap siswa diberi lembar penilaian yang memuat
nama siswa yang diamati yaitu siswa yang tidak berbicara bahasa Indonesia baik
di dalam kelas maupun di luar kelas, data kalimat yang tidak diucapkan dengan
bahasa Indonesia oleh siswa tersebut, dan data rekap kesalahan siswa. Setiap
siswa dalam pergaulannya sehari-hari di sekolah saling menilai teman-temannya,
sehingga mereka sama-sama saling mengawasi. Dengan kondisi dan situasi yang
demikian maka seluruh siswa berusaha semaksimal mungkin berbicara bahasa
Indonesia sehari-hari, supaya jumlah kesalahan yang dicatat temannya sedikit
mungkin. Hal inlah yang membuat siswa semakin berani dan percaya diri berbicara
bahasa Indonesia di sekolah.
4. Sekolah Membuat Program ” Sehari Berbahasa Indonesia ”
Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar
bahasa adalah kondisi eksternal. Kondisi eksternal yaitu faktor di luar diri
siswa, seperti lingkugan sekolah, guru,teman sekolah, dan peraturan sekolah. Kondisi
eksternal terdiri atas 3 prinsip belajar yaitu,
(a) memberikan situasi atau materi yang sesuai dengan respon
yang diharapkan,
(b) pengulangan agar belajar lebih sempurna dan lebih lama
di ingat,
(c) penguatan respons yang tepat untuk mempertahankan dan
menguatkan respons itu
Program sehari berbahasa di tiap sekolah merupakan kondisi
eksternal yang efektif untuk mempraktikkan keterampilan berbahasa. Hal ini
sudah sangat lazim dilakukan pada pondok pesantren modern, contohnya Pondok
Pesantren Gontor yang menerapkan program kepada santrinya untuk sehari
berbahasa Arab dan sehari berbahasa Inggris, sehingga santrinya mahir berbahasa
Arab dan Inggris.
Bila program ini dapat diterapkan di sekolah tentunya akan
sangat bermanfaat dalam penggunaan bahasa Indonesia sehari-hari. Mereka akan
terbiasa dan tidak canggung berbicara bahasa Indonesia di lingkungan sekolah.
Program ini ternyata cukup ampuh untuk pembiasaan bagi warga sekolah untuk
berbicara bahasa Indonesia.
Dari upaya-upaya pembiasaan berbicara bahasa Indonesia di
atas, kita berharap penguasaan keterampilan berbicara bahasa Indonesia dapat
dimulainya pada tataran sekolah dasar, sehingga siswa dapat mempraktikkannya
dengan baik dan benar. Bila hal itu berhasil maka amanat yang ada pada
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional dapat tercapai tujuannya dan sekaligus
sebagai penghargaan kepada para tokoh yang memperjuangkan bahasa Indonesia
sebagai bahasa persatuan. Apalagi kita sebagai generasi penerus bangsa harus
dapat mengembangkan dan melestarikan bahasa Indonesia. Kapan lagi kalau tidak
dari sekarang?
D. Upaya Peningkatan Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik
dan Benar
1. Peranan Pemerintah dalam Peningkatan Penggunaan Bahasa
Indonesia
Menyadari peran penting pendidikan bahasa Indonesia,
pemerintah seharusnya terus berusaha meningkatkan mutu pendidikan. Apabila pola
pendidikan terus mengikuti pola-pola lama, maka hasil dari pembelajaran bahasa
Indonesia yang didapatkan oleh siswa juga tidak akan berpengaruh banyak.
Sejalan dengan tujuan utama pembelajaran bahasa Indonesia supaya siswa memiliki
kemahiran berbahasa diperlukan sebuah pola alternatif baru yang lebih variatif
dalam pengajaran bahasa Indonesia di sekolah. Agar proses KBM di kelas yang
identik dengan hal-hal yang membosankan dapat berubah menjadi suasana yang
lebih semarak dan menjadi lebih hidup. Dengan lebih variatifnya metode dan
teknik yang disajikan diharapkan minat siswa untuk mengikuti pelajaran bahasa
Indonesia meningkat dan memperlihatkan antusiasme yang tinggi. Selain itu guru
hendaknya melakukan penilaian proses penilaian atas kinerja berbahasa siswa
selama KBM berlangsung. Jadi tidak saja berorientasi pada nilai ujian tertulis.
Perlu adanya kolaborasi baik antar guru bahasa Indonesia maupun antara guru
bahasa Indonesia dengan guru bidang studi lainnya. Dengan demikian, tanggung
jawab pembinaan kemahiran berbahasa tidak semata-mata menjadi tanggung jawab
guru bahasa Indonesia melainkan juga guru bidang lain.
Selain itu, siswa dan guru memerlukan bahan bacaan yang
mendukung pengembangan minat baca, menulis dan apresiasi sastra. Untuk itu,
diperlukan buku-buku bacaan dan majalah sastra yang berjalin dengan pengayaan
bahan pengajaran bahasa Indonesia. Kurangnya buku-buku pegangan bagi guru,
terutama karya-karya sastra mutakhir (terbaru) dan buku acuan yang
representatif merupakan kendala tersendiri bagi para guru. Koleksi buku di
perpustakaan yang tidak memadai juga merupakan salah satu hambatan bagi guru
dan siswa dalam proses pembelajaran di sekolah. Perpustakaan sekolah hanya
berisi buku paket yang membuat siswa malas mengembangkan minat baca dan wawasan
mereka lebih jauh. Oleh karena itu, sebaiknya pemerintah harus membantu
penyediaan buku-buku bahasa Indonesia terbaru ke setiap sekolah-sekolah. Selain
penjelasan di atas telah ditetapkan oleh pemerintah bahwa bahasa pengantar
dalam pendidikan di Indonesia adalah ahasa Indonesia, jadi sudah sewajarnya
instansi pendidikan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam
penyelenggaran pendidikan.
2. Peranan Guru dalam Peningkatan Penggunaan Bahasa
Indonesia
Masalah berkaitan dengan kemampuan siswa ketika menyampaikan
sesuatu di depan umum, dia tidak dapat menyampaikan secara baik. Itu bukan
hanya masalah kemampuan berbahasa siswa saja, tetapi menyangkut mental,
penguasaan materi, dan kebiasaan siswa berbicara di depan umum.
Selain itu, guru juga harus membuat strategi pembelajaran
khususnya pembelajaran bahasa indonesia yang menarik bagi siswa. Strategi
pembelajaran meliputi aspek yang lebih luas daripada metode pembelajaran.
Strategi pembelajaran merupakan cara pandang dan pola pikir guru dalam
mengajar. Dalam mengembangkan strategi pembelajaran paling tidak guru perlu
mempertimbangkan beberapa hal antara lain bagaimana cara: mengaktifkan siswa,
mengumpulkan informasi dengan stimulus pertanyaan, menggali informasi dari
media cetak, membandingkan dan mensintesiskan informasi, bagaimana mengamati
(mengawasi) kerja siswa secara aktif, serta melakukan kerja praktik. Sehingga
suasana di kelas pun akan menyenangkan dan juga kondusif.
Dalam KBM nya pun, pendidik harus memperhatikan hal-hal di
bawah ini agar peserta didik merasakan bahwa belajar itu menyenangkan, di
antaranya :
a. Penampilan guru yang hangat dan menumbuhkan partisipasi
positif,
b. Peserta didik mengetahui maksud dan tujuan pembelajaran
bahasa Indonesia,
c. Tersedia fasilitas, sumber belajar, dan lingkungan yang
mendukung,
d. Adanya prinsip pengakuan penuh atas pribadi setiap
peserta didik,
e. Adanya konsistensi dalam penerapan aturan atau perlakuan
oleh guru di dalam proses belajar mengajar,
f. Adanya pemberian “penguatan” dalam proses
belajar-mengajar,
g. Jenis kegiatan Pembelajaran menarik atau menyenangkan dan
menantang.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pendidikan bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek
penting yang perlu diajarkan kepada para siswa di sekolah. Tak heran apabila
mata pelajaran ini kemudian diberikan sejak masih di bangku SD hingga lulus
SMA.
Penggunaan bahasa Indonesia dalam proses kegiatan belajar
dan mengajar masih jauh dari apa yang dicita-citakan yaitu menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar sesuai ejaan yang disempurnakan. Hal itu
disebabkan karena di dalam proses KBM masih banyak kekurangannya, diantaranya :
kurangnya kesadaran peserta didik akan pentingnya bahasa Indonesia, Karena bahasa
Indonesia merupakan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan dan juga merupakan
identitas bangsa yang tidak boleh hilang dan harus kita pelihara, dan dalam
prosesnya itu sendiri masih banyak kesalahan dalam pengucapan dan penulisan
ejaan, dikarenakan masih dipengaruhi oleh bahasa daerah, bahasa asing, dan
bahasa popular.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan penggunaan bahasa
Indonesia dalam proses KBM harus ada dukungan dari berbagai pihak, baik dari
pemerintah, pendidik, dan juga peserta didik itu sendiri. Salah satunya melalui
dukungan materil dari pemerintah, perubahan metode pembelajaran oleh pendidik,
dan juga harus ada kontribusi dari peserta didik itu sendiri akan pentingnya
belajar bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sehingga semuanya akan terwujud
dengan baik jika semua pihak ikut serta dalam peningkatan penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar
B. Saran
Intensitas penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa
pengantar dalam proses belajar-mengajar menjadi berkurang. Hal itu bisa
disiasati dengan lebih mengefektifkan proses pembelajaran bahasa Indonesia
dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran lebih banyak diarahkan
kepada hal-hal yang bersifat terapan praktis bukan hal-hal yang bersifat
teoretis. Siswa lebih banyak dikondisikan pada pemakaian bahasa yang aplikatif
tetapi sesuai dengan aturan berbahasa Indonesia secara baik dan benar.
Selain itu, penerapan berbicara bahasa Indonesia yang baik
dan benar di sekolah-sekolah terlebih dahulu harus dimulai dari guru-guru
sekolah. Lalu setelah itu, para murid akan meneladani cara bertutur kata guru
mereka sehingga bahasa Indonesia dapat menjadi bahasa sehari-hari di sekolah.
Walaupun sebenarnya bahaa Indonesia sangat bertolak belakang dari bahasa dari
daerah mereka.
Sebaiknya para guru menerapkannya tidak hanya dalam KBM di
kelas saja. Namun, sebaiknya di luar kelas, penggunaan bahasa Indonesia tetap
dilestarikan agar para siswa juga akan terbiasa dan tidak merasa aneh dengan
bahas indonesia yang baik dan benar itu.
DAFTAR PUSTAKA
http://superiandriyan.blogspot.com/2013/02/makalah-penerapan-bahasa-indonesia-yang.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar