Rabu, 25 Februari 2015

MAKALAH Monumen Pahlawan Revolusi

BAB II
PEMBAHASAN

Ø Monumen Pahlawan Revolusi
http://www.indonesiakaya.com/assets/imagesweb/_images_gallery/890_Monumen_pancasila_sakti.JPG
Monumen Pancasila Sakti
Monumen Pancasila Sakti dibangun atas gagasan Presiden ke-2 Indonesia, Soeharto. Dibangun di atas tanah seluas 14,6 hektare. Monumen ini dibangun dengan tujuan mengingat perjuangan para Pahlawan Revolusi yang berjuang mempertahankan ideologi negara Republik Indonesia, Pancasila dari ancaman ideologi komunis.
Keenam pahlawan revolusi tersebut adalah:
·         Panglima Angkatan Darat Letjen TNI Ahmad Yani,
·         Mayjen TNI R. Suprapto
·         Mayjen TNI M.T. Haryono
·         Mayjen TNI Siswondo Parman
·         Brigjen TNI DI Panjaitan
·         Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo
Jenderal TNI A.H. Nasution juga disebut sebagai salah seorang target namun dia selamat dari upaya pembunuhan tersebut. Sebaliknya, putrinya Ade Irma Suryani Nasution dan ajudan AH Nasution, Lettu Pierre Tendean tewas dalam usaha pembunuhan tersebut.
Monumen yang terletak di daerah Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur ini, berisikan bermacam-macam hal dari masa pemberontakan G30S - PKI, seperti pakaian asli para Pahlawan Revolusi.
Sejarah Dibangunnya Monumen Pancasila Sakti
Monumen ini dibangun di atas lahan seluas 9 Hektar, atas prakarsa Presiden ke-2 RI, Soeharto. Dibangun untuk mengingat perjuangan para Pahlawan Revolusi yang berjuang mempertahankan ideologi negara Republik Indonesia,Pancasila dari ancaman ideologi komunis.
Monumen ini terletak Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Di sebelah selatan terdapat markas besar Tentara Nasional Indonesia, Cilangkap, sebelah utara adalah Bandar Udara Halim Perdanakusuma, sedangkan sebelah timur adalah Pasar Pondok Gede, dan sebelah barat, Taman Mini Indonesia Indah.
Sebelum menjadi sebuah museum sejarah, tempat ini merupakan tanah atau kebun kosong yang dijadikan sebagai tempat pembuangan terakhir para korban Gerakan 30 September 1965 (G30S).
Di kawasan kebun kosong itu terdapat sebuah lubang sumur tua sedalam 12 meter yang digunakan untuk membuang jenazah para korban G30S. Sumur tua itu berdiameter 75 Cm.
Kompleks Monumen
Monumen ini berdiri di atas lahan seluas 9 Hektar dan tediri dari beberapa tempat yang bersejarah Museum Pengkhianatan PKI (Komunis), Sumur Tua tempat membuang jenazah 7 Pahlawan Revolusi, Rumah Penyiksaan, Pos Komando, Dapur Umum, Mobil-Mobil tua peninggalan Pahlawan Revolusi dan Museum Paseban.


A.   Museum Pengkhianatan PKI (Komunis)

http://www.gedoor.com/assets/img/news/20museum_pki01.jpg
Museum Pengkhianatan PKI menceritakan sejarah pemberontakan-pemberontakan PKI yang bertujuan menggantikan dasar negara Pancasila dengan komunis yang bertentangan dengan Pancasila, sampai pada pemberontakan kedua yang terkenal dengan nama Gerakan Tiga Puluh September atau G-30-S/PKI, diawal pintu masuk kita akan disambut dengan beberapa koleksi foto Pemberontakan PKI, Pengangkatan Jenazah 7 Pahlawan revolusi, dan beberapa diorama yang menceritakan tentang Pemberontakan PKI di berbagai Daerah di Indonesia.

B.   Sumur Maut

Sumur Tua ini adalah tempat membuang 7 Pahlawan Revolusi: - Jend. Anumerta Ahmad Yani - Mayjen. Anumerta Donald Isaaccus Panjaitan - Letjen. Anumerta M.T. Haryono - Kapten CZI Anumerta Pierre Andreas Tendean - Letjen. Anumerta Siswandono Parman - Letjen. Anumerta Suprapto - Mayjen. Anumerta Sutoyo Siswomiharjo
Jenazah ke-7 pahlawan itu ditemukan di sebuah sumur tua yang sekarang dinamai Lubang Buaya , di daerah Lubang Buaya , dekat lapangan terbang Halim Perdanakusumah, Jakarta. Sedangkan jenazah Brigjen Katamso Dharmakusumo dan Kol. Sugiyono Mangunwiyoto ditemukan di Desa Kentungan, Yogyakarta. Selain itu, gugur pula AIP II Brimob Karel Sasuit Tubun dan Ade Irma Suryani Nasution, putri dari Jend. A.H: Nasution.

C.   Rumah Penyiksaan

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyKLgxb8RLkxHs0-G3BmuWHZwIa-HdckTemLDPrALfqQNgGn4b-hjAI6CRW75EWim3hkrZxUge59q3eE6f9-3cQeqLO5CtuEnZjBumlp_rDyyFBRZhfFrFr7dUWofCk4RxD_L8EPF0-vc7/s1600/18.jpg
Rumah Penyiksaan adalah tempat para Pahlawan Revolusi disiksa untuk menandatangani surat pernyataan untuk mendukung komunisme di Indonesia, mereka disiksa seblum akhirnya dibunuh, ditempat ini ditampilkan diorama penyiksaan 7 pahlawan Revolusi beserta kisah dimulainya Pemberontakan PKI, dahulu tempat ini merupakan sebuah sekolah rakyat atau sekarang lebih dikenal SD dan dialih fungsikan oleh PKI sebagai tempat penyiksaan kejam paraPahlawan Revolusi.

D.   Pos Komando

Tempat ini adalah milik seorang penduduk RW 02 Lubang Buaya bernama Haji Sueb. Tampat ini dipakai oleh pimpinanG/30S/PKI yaitu Letkol Untung dalam rangka perencanaan Penculikan terhadap 7 Pahlawan Revolusi, di dalamnya masih ada barang-barang asli yang menjadi saksi bisu kekejaman PKI seperti : 3 buah Petromaks, Mesin Jahit, dan Lemari Kaca.

E.    Dapur Umum

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwiUW29Rvj_ilnodaPHnWR72IEIZIKYYAQYJHvzgVKuyPwgfBZZpgbFtkLPBIPXkoOMKV5UAPhH9aP1OK1Bb4a_uIUhZOAxe4qji3WN1RDnbcfuxG2Na627WqvBcXci0omOr18o1jAo1b1/s320/12.jpg
Tempat ini sebenarnya sebuah rumah yang dialihfungsikan oleh PKI sebagai dapur Umum, rumah yang statusnya milik Ibu Amroh ini dipakai sebagai tempat sarana konsumsi anggota G30S/PKI, oleh karaena itu Ibu Amroh yang sehari-harinya berjualan Pakaian keliling meninggalkan rumah dalam keadaan tidak terkunci dan diperintahkan oleh para anggota PKIuntuk meninggalkan rumahnya dalam keadaan terkunci, tetapi saat kembali ternyata rumahnya sudah dalam keadaan berantakan, hanpir semua benda di rumah tersebut menghilang.

F.    Museum Paseban

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbV79a4jynfiNPOZIexkrcsrjgB4RRlG_kaJO1bCot90dcTJBl7njHsfQQ2s5z6_j_XZ9Ss10W7ZcZRmw9C2PJn1TDwRov4nfFe7TBjfKlWwFWcFIhdtNDGUYKZtsSSYBRU0IP2U72yZo/s320/paseban.jpg

Museum Paseban yang terletak di Kompleks Monumen Pahlawan Revolusi ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 1 Oktober 1981 bertepatan dengan Dwi Wndu Hari Kesaktian Pancasila, di dalam ruangan ini terdapat beberapa diorama sebagai berikut:
·         Rapat-Rapat Persiapan Pemberontakan (September 1965)
·         Latihan sukarelawan di Lubang Buaya (5 Juli-30 September 1965)
·         Penculikan Letnan Jenderal TNI Ahmad Yani (1 Oktober 1965)
·         Penganiayaan di Lubang Buaya (1 Oktober 1965)
·         Pengamanan Lanuma Halim Perdanakusuma (2 Oktober 1965)
·         Pengangkatan Jenazah Pahlawan Revolusi (4 Oktober 1965)
·         Proses lahirnya Supersemar (11 Maret 1966)
·         Pelantikan Jenderal Soeharto sebagai Presiden (12 Maret 1967)
·         Tindak Lanjut Pelarangan PKI (26 Juni 1982)
Usaha terhadap Pemerintah RI dan mengganti dasar negara Pancasila telah dua kali dijalankan, yang pertama pada tahun 1948, dikenal sebagai pemberontakan PKI Muso di Madiun dan yang kedua ialah pemberontakan G 30 S PKI dalam bulan September 1965. Selain itu tempat ini juga terdapat Foto ke 7 Pahlawan Revolusi, yang ukuran foto tersebut sudah diperbesar dari aslinya.
Dan adanya Ruang Relik yang merupakan tempat dipamerkannya barang - barang, terutama pakaian yang mereka kenakan ketika mereka d culik, di siksa, sampai akhirnya di bunuh, berikut dengan hasil visum dari dokter. Selain itu terdapat pula Aqualung sebuah alat bantu pernapasan yang digunakan untuk mengangkat jenazah 7 Pahlawan Revolusi dari dalam sumur tua. Selain itu terdapat pula Ruang Teater yang memutar rekaman bersejarah pengangkatan jenazah Pahlawan Revolusi, Pemakaman ke Taman Makam Pahlawan Kalibata, dan lain-lain, masa putar rekaman ini kurang lebih 30 menit.
Dan terdapat Ruang pameran Foto yang menyajikan foto-foto pengangkatan Jenazah Pahlawan Revolusi dan pemakamannya di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

G.   Bayt Al Qur'an dan Museum Istiqlal
https://sahalart.files.wordpress.com/2013/12/bayt-al-quran-museum-istiqlal.jpg
Karya-karya unggulan para ulama dan intelektual muslim Nusantara sejak abad ke-17 sampai abad ke-20 yang bernilai historis dapat disaksikan di sini. Warisan budaya berupa mushaf, manuskrip Al Qur’an, arsitektur, seni rupa islami yang memiliki keindahan seni juga tersimpan. Bayt al Qur’an & Museum Istiqlal, memang menghadirkan pesona untuk direnungkan.
Bayt al Qur’an & Museum Istiqlal merupakan kesatuan dari dua lembaga yang berbeda namun dalam kesatuan konsep. Bayt al Qur’an, yang berarti rumah Al Qur’an, dengan materi pokok berupa peragaan yang berkaitan dengan Al Qur’an, sedangkan Museum Istiqlal menampilkan hasil-hasil kebudayaan Islam Indonesia.
Bayt al-Qur’an & Museum Istiqlal (BQ&MI) yang menempati areal seluas 20.013 m2 dibuka untuk umum tanggal 20 April 1997 bersamaan dengan peresmian oleh Presiden Soeharto. Tujuannya untuk menampilkan Islam sebagai pemersatu bangsa dari berbagai etnik di Indonesia dengan menampilkan ajaran dan kebudayaan Islam Indonesia yang berkualitas dan kreatif dalam upaya untuk memantapkan jatidiri bangsa, menampilkan wajah Indonesia yang mempunyai penduduk muslim terbesar di dunia dalam percaturan internasional melalui kajian sejarah perkembangan ajaran Islam dan implementasinya dalam seni dan budaya, menyampaikan makna yang lebih dalam tentang ajaran Islam dan karakter kebudayaannya yang bersifat terbuka, otentik, toleran, progresif dan kosmopolitan; dan sebagai pemicu (trigger) untuk pengkajian ajaran dan kebudayaan Islam secara lebih dalam khususnya di Indonesia dan umumnya di Asia Tenggara.
Ruang pamer Bayt al-Qur’an menghadirkan beragam seni mushaf dari dalam dan luar negeri, seperti Mushaf Istiqlal yang menjadi primadona pada Festival Istiqlal II 1995, Mushaf Wonosobo, yang merupakan terbesar hasil kreasi dua orang santri Pondok Pesantren al- Asy’ariah, Wonosobo, Jawa Tengah, Mushaf Sundawi yang menampilkan iluminasi ragam hias khas Jawa Barat, dan Mushaf Malaysia yang menampilkan iluminasi ragam khas Malaysia.
Ditampilkan pula al-Qur’an standar Departemen Agama RI, al-Qur’an biasa dan al-Qur’an Braille untuk umat Islam tunanetra. Disajikan juga al-Qur’an Interaktif dalam bentuk software (perangkat lunak) computer yang dapat dioperasikan secara digital seperti program-program aplikasi komputer lainnya.
Ruang peraga Museum Istiqlal menyimpan dan memamerkan benda-benda budaya yang telah berabad lamanya, menembus peradaban suku, bahasa, daerah, dan adat istiadat di Indonesia. Kejayaan historis masa lalu dan masa kini berbaur dalam suatu peristiwa. Manuskrip al-Qur’an, benda-benda tradisi dan warisan, arsitek, seni rupa kontemporer, serta benda islami lainnya, semua tersimpan di sini, sebagai hasil implementasi dan implikasi budaya yang bersumber dari al-Qur’an.
Bangunan Bayt al-Qur’an & Museum Istiqlal berlantai 4 dengan lingkungan yang jauh dari polusi memiliki fasilitas ruangan yang lengkap seperti, serba guna (main hall), auditorium, audiovisual, ruang kelas, pameran, balkon, dan lain-lain. Semua itu dapat digunakan untuk mengadakan kegiatan seperti, seminar, pertunjukkan, pameran, perlombaan, forum ilmiah, syukuran, dan lain-lain.



H.   Museum Penerangan

http://www.tamanmini.com/upload/spot/large/1338111640.jpg

Museum penerangan adalah salah satu media yang mengumpulkan, mempelajari, menggelar dan merawat objek sejarah penerangan dan komunikasi, sekaligus merupakan media komunikasi masa keenam setelah tatap muka, radio, TV, film dan pers. Museum penerangan menempati lahan seluas 10.850 m2 dengan luas bangunan 3.980 m2. Didirikan atas prakarsa Ibu Tien Soeharto dan diresmikan pada tanggal 20 April 1993 oleh Presiden Soeharto. Bangunan museum berbentuk bintang bersudut lima yang melambangkan Pancasila dan lima unsur penerangan. Di halaman depan terdapat tugu yang menyangga lambing penerangan “Api nan Tak Kunjung Padam”, dikelilingi oleh lima patung juru penerang serta air mancur, pertemuan air dari atas tugu dengan air yang memancar dari bawah melambangkan hubungan timbal balik antara pemerintah, masyarakat dan media masa. Bangunan terdiri dari tiga lantai, melambangkan kehidupan masa lalu, masa kini dan masa mendatang. Puncak gedung berbentuk silinder, mencitrakan kenthongan sebagai unsur penerangan tradisional, menyangga menara antenna sebagai unsur modern.
Pameran ditata di luar dan di dalam gedung, yang secara keseluruhan menggambarkan sejarah penerangan sejak pergerakan nasional hingga masa Indonesia modern. Koleksi di luar gedung atara lain empat mobil siaran luar Televisi Republik Indonesia (TVRI), mobil panggung penerangan, mobil unit Sinerama PFN, mobil siaran luar Radio Republik Indonesia (RRI), serta mobil siaran luar TVRI pertama untuk meliput Asian Games IV di Jakarta tahun 1962, yang tercatat sebagai awal berdirinya TVRI dan mesin cetak tiga zaman.
Koleksi lantai satu berupa benda-benda yang mempunyai nilai sejarah informasi dan komunikasi dari film, radio, televise, media tatap muka, termasuk media tradisional, serta perkembangan media pers dan grafika berikut 17 patung setengah badan tokoh informasi dan komunikasi. Selain itu terdapat 4 diorama kecil operasional penerangan di bidang pependes, pencerdasan kehidupan bangsa, penanggulangan bencana alam, dan kelompencapir. Koleksi lain berupa mesin ketik huruf Jawa yang digunakan sejak tahun 1917 oleh Keraton Surakarta, kamera perekam rapat kabinet RI pertama, Radio Oemoem tahun 1040, dan sebagainya. Di lantai ini terdapat perpustakaan dan teater mini berdaya tamping 60 pengunjung, dilengkapi tata suara modern, dan dapat digunakan untuk menyampaikan informasi secara audio visual serta pemutaran film documenter.
Pameran di lantai 2 meliputi relief berukuran panjang 100 m dan lebar 1,5 m yang menggambarkan sejarah penerangan Indonesia selama lima periode, peran penerangan dalam membangun kesatuan dan persatuan bangsa, dan penyampaian informasi melalui media cetak dan elektronik baik tradisional maupun modern. Di lantai dua juga terdapat tujuh diorama yang menggambarkan kegiatan penerangan dalam membangkitkan Nasionalisme, menyatukan bangsa, dan mengisi kemerdekaan dengan pembangunan, termasuk percetakan Koran Retno Dhoemilah. Di samping itu, terdapat lukisan wajah Dr, Wahidin Soedirohusodo karya Sumidjo, berukuran 8 m x7 m yang merupakan lukisan terbesar di Indonesia dan memperoleh sertifikat MURI.
Koleksi lantai tiga meliputi tiga studio mini PFN, studio mini RRI, TVRI dan display foto transparan. Hingga kini, museum penerangan mengharapkan peran serta masyarakat untuk bersama-sama mengemembangkan museum penerangan. Peran serta itu akan diletakkan di tempat terhormat. Sebagai contoh, koleksi sumbangan Djamaludin Adinegoro, Ismail Marzuki, dan Adam Malik menempati ruang istimewa di Museum Penerangan TMII.



DAFTAR PUSTAKA